LPMFITRAH.COM – Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Gema Persada Fakultas Pertanian (FP) Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP) adakan Pembukaan Ekspedisi Permata Hijau Dempo dalam hal Pelatihan Navigasi Darat dan Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) dengan tema “Menelisik Eksistensi Biodiversitas yang Terdegradasi di Jalur Pendakian Gunung Dempo” bertempat di Aula Gedung FP UMP, Sabtu (6/7/2024).

Kegiatan yang dihadiri oleh Wakil Dekan (WD) II FP UMP Dr. Ir. Alhanannasir, M.Si. dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) UMP ini memiliki beberapa rangkaian yang diadakan pada tanggal 31 Juli-8 Agustus 2024, yaitu:

  • Pelatihan Navigasi Darat dan PPGD;
  • Pendakian serta Pendataan Flora dan Fauna di Gunung Dempo;
  • Sosialisasi mengenai Flora dan Fauna yg hampir punah; dan
  • Pengarungan Sungai di Kabupaten Empat Lawang.

Dalam Laporan Ketua Pelaksana, Muhammad Ilham Mahotra mengungkapkan bahwa terpilihnya Gunung Dempo dikarenakan destinasi wisata alam tersebut ramai dikunjungi oleh pendaki baik di dalam maupun di luar pulau Sumatera sehingga banyak meninggalkan jejak yang signifikan terhadap lingkungan.

“Kami memilih Gunung Dempo karena merupakan wisata alam yg kerap dikunjungi oleh pendaki dan meninggalkan jejak signifikan terhadap lingkungan sehingga dapat merusak lingkungan hidup yang terdegradasi,” ungkapnya.

Mirza Iksanul Qowam selaku Ketua Umum Mapala Gema Persada FP UMP dalam wawancaranya menyampaikan bahwa tujuan diadakannya kegiatan ini untuk melestarikan lingkungan hidup. Dalam hal ini mapala berperan untuk melestarikan tanaman endemik yang belum tereksploitasi.

“Peran kami dalam hal ini untuk melestarikan dan mendata ulang yang kemudian akan kami berikan data-data tersebut ke dinas terkait mengenai tanaman endemik yaitu Taksus Sumatera yang belum dieksploitasi khususnya di Gunung Dempo,” tuturnya.

Dalam sambutannya, Dr. Ir. Alhanannasir, M.Si. selaku WD II FP UMP menyampaikan bahwa pelaksanaan kegiatan ini berdekatan dengan hari lingkungan hidup sedunia, sehingga berdampak baik bagi mahasiswa lainnya untuk mengingat betapa pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan hidup. Terdapat tiga hal terkait krisis global, yaitu perubahan iklim, kehilangan keanekaragaman hayati, dan polusi.

“Ada tiga hal krisis global, yaitu perubahan iklim, kehilangan keanekaragaman hayati, dan polusi. Mari bersama-sama mempertahankan keanekaragaman hayati dan melestarikan tanaman,” tutupnya.

Reporter : Yadhira Maghfirah
Editor : Dian Winata

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *