Forum Komunikasi Pers Mahasiswa Se-Sumatera Selatan (FKPMS) mengadakan pelatihan Fotografi Bencana dan Foto Cerita, pelatihan berlangsung di RAFA Tower Universitas Islam Negri (UIN) Raden Fatah (RAFA) Palembang, sabtu (28/01/23).
Acara itu diikuti oleh sebanyak 39 peserta dari Lembaga Pers Mahasiswa (LPM), diantaranya LPM Ukhuwah UIN RAFA, LPM Fitrah Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP), LPM Limas FISIP Universitas Sriwijaya (UNSRI), LPM Kinerja UNSRI, LPM Gelora Sriwijaya UNSRI, LPM Media Sriwijaya UNSRI, LPM WPS Politeknik Negri Sriwijaya, LPM Britas Universitas Taman Siswa, LPM Roeang Suara Universitas Indo global Mandiri (UIGM) dan LPM STKIP Muhammadiyah Pagaralam.
Ahmad Rizki Prabu sebagai pemateri pertama yang menjelaskan temtang Foto Cerita. Dalam materinya ia menjelaskan apa itu arti dari foto cerita itu sendiri.
“Sebelum kita membuat foto cerita, kita harus memahami terlebih dahulu apa makna dari foto cerita itu. Foto cerita menceritakan sesuatu dengan beberapa foto yg saling mempunyai ikatan antar foto yg kuat, satu foto dengan foto yang lain,” Ujar Prabu.
Muhammad Tohir selaku pemateri kedua yang menjelaskan tentang materi Fotografi Bencana mengatakan bahwa pewarta foto yg dalam penugasan wajib memiliki proses persiapan, peliputan, pengolahan, pemberitaan serta hambatan dilokasi yg harus diperhatikan oleh seorang pewarta foto saat menjalankan tugasnya.
“Pewarta foto yg dalam penugasan wajib memiliki proses persiapan, peliputan, pengolahan, pemberitaan, serta hambatan dilokasi yg harus diperhatikan oleh seorang pewarta foto saat menjalankan tugasnya. Untuk memudahkan melalukan peliputan harus memanfaatkan jaringan relasi sekecil apapun dan pemandu vokal (proker). Tema peliputan tidak harus tentang kesedihan ataupun kehancuran,” Ujar Tohir dalam materinya.
Lebih lanjut ia juga menyampaikan betapa pentingnya kita mengetahui fungsi dari liputan bencana. Ia mengatakan ada 3 dari fungsi yang harus dipahami.
“Jika kita ingin mengambil foto tentang bencana, kita perlu memperhatikan beberapa fungsi, yang pertama kita harus menggalih fakta peristiwa secara mendalam dilokasi bencana dengan menggunakan foto, kedua kita harus menyampaikan informasi fakta peristiwa secara mendalam memalui produk visual fotografi dengan kaidah jurnalistik yg bisa diperanggung jawabkan, yang ketiga bertujuan untuk mempercepat penanggulangan bencana,” ungkapnya.
Laporan: Ilham
Editor. : Sari