Wakil Walikota Palembang Fitrianti Agustinda,S.H sedang menjelaskan upaya mengatasi sampah di acara diskusi anak bangsa bertempat di Aula FH UMP Selasa, (3/12/2019). Fitrahfoto: Anjas

LPMFITRAH.COM — “Jika seluruh masyarakat di 107 kelurahan di kota Palembang bergotong royong kita dapat menghemat sampai 24 miliar setiap tahunnya ditambah lagi dengan dibuatnya tempat pengolahan sampah, sehingga sampah-sampah tersebut dapat diatasi,” tuturnya.

Penggalan diatas merupakan penuturan dari Wakil Walikota Palembang Fitrianti Agustinda,S.H di Acara Diskusi anak Bangsa Sampah Palembang dengan mengusung tema “Tata Kelola SAMPAH Kota Palembang” bertempat di Aula Fakultas Hukum (FH) Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP) Selasa, (03/12/2019).

Kegiatan tersebut dilaksankan oleh Brigade Mahasiswa Pecinta Alam Semesta (BRIMPALS). Acara tersebut dihadiri Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota (DLHK) kota Palembang, Ruspanda Karibullah,S.T Anggota Dewan Permusyawaratan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Palambang Komisi III, M.Hoirul Sobri,S.T. Direktur Wahana Lingkungan Hidup (WALHI), Mualimin Pardi Dahlan, S.H. Dewan Nasional WALHI.

Dewan Nasional WALHI Muamilin Pardi Dahlan, S.H. menuturkan, tentang fenomena sampah dimana sampah bukan hanya datang dari dalam tapi bisa juga datang dari luar seperti negara eropa yang mengimpor sampah ke negara-negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia.

“Salah satu contoh dari import sampah yaitu peristiwa pada tahun 2018 dimana ditemukan bangkai ikan paus yang didalamnya terdapat banyak sampah,” ujarnya.

Wakil Walikota Palembang Fitrianti Agustinda,S.H dalam sambutannya menjelaskan, bahwa di kota Palembang terdapat 1.200 hingga 1.400 ton sampah per hari baik organik maupun non organik.

“Plastik 400 tahun baru bisa terurai,
1 hari 1200 ton dikali 30 hari jadi 36.000 ton dalam sebulan sampah dapat dihasilkan, dengan presentase 50% organik 50% plastik,” jelasnya.

Robby Satriya Jaya ketua pelaksana diskusi anak bangsa menuturkan, bahwa untuk menghilangkan sampah plastik itu susah karena masyarakat kita sudah terbiasa membuang sampah sembarangan, tetapi itu dapat dikurangi dengan membiasakan untuk jarang mengunakan alat yang berbahan plastik.

“Jika konsumen sedikit mengunakan alat berbahan plastik maka pabrik akan mengurangi produksinya,” ungkapnya.

Yoga Lugaswara Pratama peserta diskusi mengatakan, bahwa diskusi tersebut berdampak positif karena membuka pikiran dan wawasan.

“Kegiatan ini sangat positif, semoga setelah kegiatan tersebut nantinya para masyarakat dapat memprakteknya,” pungkasnya.

Reporter: Nikky Hajja
Editor: Rabbani

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *