Elvin Resta Mahasiswa Teknologi Informasi (TI) saat diberi nasihat oleh Kaprodi TI Karnadi, S.Kom., M.Kom., usai mata kuliah, Senin (4/3/2019) Foto : IST 

 

LPMFITRAH.COM– Dimulai dari awal perjalanan kuliah saya di semester kedua pada Senin (4/3/2019) tidak ada yang berbeda dihari itu. Sama seperti hari-hari biasanya, saya selalu bangun pagi untuk berangkat kuliah. Saya merupakan seorang Mahasiswa Program Studi Teknologi Informasi di Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP).

Sejak semester satu, saya mengikuti organisasi intera kampus yaitu Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Fitrah UMP yang merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) bergerak dalam bidang jurnalistik.

Memasuki semester dua, saya mulai tinggal bersama beberapa anggota organisasi di sekretariat UKM LPM Fitrah UMP yang terletak di JL. K.H. Balqi Kampus B UMP , dari sinilah kisah saya dimulai.

Seperti biasanya, saya mengawali aktivitas pagi dengan membereskan tempat tidur. Sebelum mandi saya menunggu kakak tingkat selesai mandi jika mereka bangun lebih awal.

“Aku mandi duluan,” teriak salah seorang kakak tingkat saya bernama Agung yang takut terlambat kuliah.

Setelah menunggu giliran, saya segera mandi. saya pun bergegas menuju kamar mandi yang berada di belakang sekretariat LPM Fitrah UMP.  Terlihat dari kejauhan sebuah bangunan yang sudah mulai usang dengan cat berwarna cream. Saya langsung masuk ke kamar mandi tersebut dan dan segera mandi.

Selesai mandi, saya tak langsung kembali ke dalam sekretariat. Saya mencuci pakaian terlebih dahulu sebelum mengganti pakaian untuk berangkat kuliah pada hari itu. Tidak setiap hari saya mencuci pakaian, hanya saat banyak air saja, dan sisanya lebih banyak memanfaatkan jasa laundry pakaian.

Setelah menjemur pakaian yang telah dicuci. Saya pun bergegas memilih baju kemeja terbaik untuk dipakai berangkat kuliah pada hari itu. Saya merupakan tipe orang yang rapi dan sangat mempermasalahkan penampilan saat kuliah, oleh sebab itu saya memilih baju dengan sangat teliti.

Gedung perkuliahan saya tak jauh dari sekret kami. Hanya perlu berjalan kaki sekitar 5 menit untuk sampai di gedung perkuliahan. Setelah memasuki kelas yang saya rasa cukup nyaman untuk sekelas universitas swasta, saya pun bertemu teman-teman  dari berbagai macam daerah di Sumatera Selatan bahkan ada yang datang dari luar kota.

Dosen-dosen cukup mengenal saya dikampus, karena saya merupakan Wakil Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Teknologi Informasi (HMTI) di Program Studi Teknologi Informasi.

“Sampai hari ini saya lihat perkuliahan kamu stabil, selalu datang pagi. Pertahankan itu,” ujar Pak Apriansyah salah seorang dosen saya.

Beberapa minggu perkuliahan berjalan, memasuki bulan ramadhan kampus saya tetap melangsungkan kegiatan perkuliahan. Namun sejak saat inilah intensitas kuliah saya mulai menurun.

Banyak dari teman-teman kuliah dan teman organisasi mengatakan, saya mulai jarang pergi ke kampus, entah apa yang membuat saya mulai malas pergi kuliah. Setelah beberapa kali tidak masuk kuliah, saya pun bangun pagi untuk kembali pergi kuliah pada hari itu. Kebetulan sekali yang mengajar pada hari itu adalah Ketua Prodi sekaligus dosen salah satu mata kuliah wajib Teknologi Informasi.

Saat proses perkuliahan berjalan, nampak tidak terjadi apa-apa. Kami tetap belajar seperti biasa dengan raut wajah teman-teman yang sangat ceria, walaupun sedang menjalani ibadah puasa ramadhan. Namun, setelah perkuliahan berakhir. Ketua Prodi memanggil saya untuk mengadap ke ruangannya.

Perasaan saya mulai terguncang “Dug dug dug,” suara jantung saya saat mendengar panggilan tersebut.

“Cobaan apa lagi ini ?,” tanyaku dalam hati.

Saya pun memberanikan diri untuk menghadap Ketua Prodi di ruangannya. Saat saya masuk ke ruangan tersebut, nampak wajah merah padam Ketua Prodi kala itu.

Pak Karnadi., S.Kom., M.Kom yang akrab dipanggil pak Kar langsung meminta saya duduk di hadapannya. Dengan tegang saya menghadap pak Kar dan duduk di depan meja itu.

“Akhir-akhir ini kenapa kamu jarang masuk kuliah?,” ujar pak Kar saat itu.

Saya pun seketika menjawab bahwa selalu bangun terlambat dan kesiangan saat akan berangkat kuliah dengan alasan sering bergadang.

Pak Kar seketika menjawab, seharusnya sebagai mahasiswa kamu bisa mengatur waktu untuk belajar,begadang, dan berorganisasi. Tidak seharusnya bangun kesiangan  dijadikan alasan untuk tidak masuk kuliah mengingat kuliah adalah kewajiban nomer satu dibanding kegiatan lain.

“Bapak tidak marah, toh yang rugi juga kamu. Bapak Cuma menasehati selaku Ketua Prodi karna saya lihat sebelumnya kamu itu mahasiswa yang rajin dan berpotensi,” ujarnya.

Setelah dinasehati, saya pun langsung meminta maaf kepada pak Karnadi. Sebagai rasa tanggung jawab karena sering tidak masuk kuliah. Saya pun meminta untuk diberikan tugas tambahan kepada pak Karnadi karena beliau juga merupakan dosen mata kuliah yang saya ambil. Selepas dari perkuliahan saya pun dibolehkan pulang. Saya mulai berpikir kenapa menjadi malas sedangkan kuliah adalah kegiatan yang wajib dan bermanfaat bagi diri saya sendiri.

Sejak hari itu saya mulai termotivasi untuk berangkat kuliah lebih awal dan semangat dalam kegiatan perkuliahan serta termotivasi untuk lebih rajin mengerjakan tugas. Sebagai pembelajaran, saya harus bisa membagi dan mengatur waktu antara kuliah dengan organisasi.

 

Penulis : Elvin Resta

Editor : Rika Oktarina 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *