Skandal FIFA dan Korea Selatan pada Piala Dunia 2002 yang membuat Italia harus takluk dengan skor 2-0. Foto: bleacherrsport.com

LPMFITRAH.COM – Permainan sepak bola dimainkan dengan peraturan yang sama di seluruh dunia. Namun, ada saja pihak yang mencoba mengatur pertandingan (match-fixing) dalam permainan tersebut. Hal itu termasuk tindakan penipuan dan siapapun yang terlibat tentu dapat dipidana.

Keseriusan media dalam mengungkap mafia sepak bola akhirnya dijawab dengan dibentuknya Satuan Tugas (Satgas) Pengaturan Skor yang dipimpin oleh Tito Karnavian selaku Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri).

Dengan berbagai usaha tersebut tentu timbul pertanyaan mengenai bagaimana cara memberantas serta mencegah match-fixing. Berikut solusinya:

1. Memfasilitasi dan Melindungi Whistleblower
Dalam kasus match-fixing, peran whistleblower (pengaku) merupakan hal yang sangat penting. Para whistleblower tentu harus dilindungi karena mereka adalah saksi yang mengetahui jelasnya kejadian tersebut.

2. Meningkatkan Sistem Kompetisi
Cara paling efektif  mengurangi match-fixing adalah dengan meningkatkan sistem kompetisi yang lebih baik.

3. Membatasi Pergerakan Mafia
Pembatasan pergerakan mafia juga dapat dilakukan dengan memutus akses komunikasinya. Mulai dari akses ke hotel pemain kesebelasan, lapangan latihan, sampai stadion tempat bermain juga harus dibatasi. Bahkan telepon genggam para pemain, wasit, dan administrator kesebelasan juga mesti dimonitor.

4. Pembentukan Badan Anti-korupsi Olahraga Internasional.
Badan Anti-Korupsi Olahraga ini akan memiliki unit intel yang mengumpulkan informasi mengenai potensi koruptor dan pendekatan mereka, sertifikasi “anti-korupsi” kepada organisasi-organisasi olahraga yang dianggap bersih.

Muhammad Fikri selaku Pelatih Sekolah Sepak Bola Pertamina (SSBP) mengatakan, pemberantasan dan pencegahan match-fixing akan terlaksana dengan baik jika semua pihak eksternal dan internal dapat memahami satu sama lain.

“Semua pihak tentu punya peran untuk memberantas match-fixing yang terjadi, kita jangan takut melaporkan apabila melihat atau mengetahui hal tersebut,” tuturnya saat diwawancara di Lapangan Pertamina Plaju, Senin (24/12/2018).

Senada dengan Andi Agus salah seorang pemain dari SSBP mengatakan, mafia tentu harus diberantas jika tidak mereka akan merusak citra dunia sepak bola.

“Khususnya di Indonesia, jika mafia terus dibiarkan berkeliaran begitu saja tentu sepak bola Indonesia dapat hancur. Seharusnya mafia itu diberantas, ditangkap dan diadili,” ujar pemain 17 tahun tersebut.

Reporter: Habib Dhia Rabbani
Editor: Sakeena Ihramia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *