LPMFITRAH.COM – Di era modern yang serba kompetitif, banyak yang menganggap kecerdasan dan keterampilan teknis sebagai kunci utama kesuksesan. Namun, ada satu hal yang sering dilupakan, yaitu akhlak yang baik.

Akhlak yang mencerminkan kejujuran, empati, dan sopan santun tak hanya menjadi cerminan kualitas diri seseorang, tetapi juga menentukan bagaimana mereka diterima dan dihormati di tengah masyarakat. Baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional, perilaku yang baik adalah fondasi untuk meraih kepercayaan dan kesuksesan.

Dilansir dari kitab Ta’lim Muta’alim yang ditulis oleh imam Burhanul Islam Al-Zarnuji.

Menjelaskan bahwa setiap orang Islam juga wajib mengetahui/mempelajari akhlak yang terpuji dan yang tercela, dan tidak mungkin bisa terhindar dari sifat-sifat itu tanpa mengetahui kriteria sifat-sifat tersebut, serta mengetahui cara menghilangkannya. 

Dikutip dari kompasiana.com, menurut Melinda Harumsah, S.E., Mendahulukan adab sebelum ilmu merupakan pondasi utama yang harus kita miliki. Adab dan akhlak yang baik, dapat membantu seseorang memahami ilmu, mengamalkannya, dan menjadikannya ilmu yang di pelajari menjadi berkah.

Nasihat Imam Al-Ghazali dalam kitab beliau berjudul Al-Adab fid Din dalam Majmu’ah Rasail al-Imam al-Ghazali (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, halaman 434) sebagai berikut:

 آداب الشريف: يصون شرفه، ولا يأكل بِنَسَبِهِ، ولا يتعدى بِحَسَبِهِ، همته التواضع لربه، والخوف من سيده، ويأخذ بالفضل على من دونه، ولا يساوى من هو مثله، يعرف الفضل لاهل العلم وإن كان مثلهم في العلم أو أعلم، يلازم أهل الدين من أهل الفقه والقرآن، ويهذب أخلاقه، ويتحفظ في ألفاظه عند غضبه وخطابه، ويكرم جلساءه، ويواصل إخوانه، ويصون أقاربه، ويعين جيرانه، ويزين بنفسه أخدانه 

Artinya: “Adab orang terhormat, yakni: menjaga kehormatan diri, tidak makan dengan terlalu bernafsu, tidak melebihi batas kecukupan, bertawadhu kepada Allah SWT, segan kepadapimpinan, menganggap utama orang yang berada di bawahnya, dan tidak menganggap sama orang yang sebetulnya sejajar, mengetahui keutamaan orang berilmu meskipun sejajar ilmunya atau lebih pandai dari diri sendiri meski sebenarnya ia lebih pintar, senantiasa mendekat pada ahli agama dari kalangan ahli fiqih dan ahli Al-Quran, disiplin dalam menjaga akhlak, menjaga kata-kata saat marah dan berbicara, memuliakan orang-orang yang duduk bersamanya, menyambung persaudaraan, menjaga para kerabat, menolong tetangga dan menjadi hiasan yang indah bagi teman-temannya.”  

Dari kutipan di atas dapat diuraikan, adab-adab orang terhormat sebagai berikut:

1. Menjaga kehormatan diri. 

Cara terbaik menjaga kehormatan diri adalah menjaga akhlak yang baik kepada siapapun. Dengan akhlak yang baik, orang-orang terhormat akan tetap terjaga keterhormatannya. Sebaliknya dengan akhlak yang buruk, mereka akan kehilangan keterhormatannya sebab orang lain akan menilainya tidak pantas dihormati.      

2. Bertawadhu’ kepada Allah SWT. 

Orang-orang terhormat dituntut bersikap tawadhu’dalam arti mereka tidak boleh bersikap sombong kepada siapapun, terlebih kepada Allah SWT. Sikap tawadhu’ mereka justru akan mengangkat derajat mereka dan menjadikannya orang-orang mulia di hadapan Allah SWT.    

3. Menganggap utama orang yang berada di bawahnya. 

Orang terhormat hendaknya memperlakukan orang lain baik yang berada di bawah maupun di atasnya sebagai orang-orang utama. Artinya orang-orang terhormat tidak boleh merendahkan orang-orang di luar dirinya sekalipun mereka secara sosial berada di bawahnya.    

4. Tidak menganggap sama orang yang sebetulnya sejajar. 

Orang terhormat hendaknya menganggap orang-orang yang secara sosial sebetulnya sejajar sebagai orang-orang yang lebih utama. Artinya orang-orang terhormat hendaknya selalu menghormati orang lain tanpa memandang status sosial.   

5. Mengetahui keutamaan orang-orang berilmu meskipun ia sejajar ilmunya dengan mereka, atau malahan ia lebih pintar. 

Orang terhormat yang sekaligus orang-orang pintar hendaknya menganggap orang-orang pintar lainnya sebagai orang yang lebih utama dari pada dirinya sendiri meski ia sebenarnya lebih pandai dari pada mereka.    

6. Disiplin dalam menjaga akhlak. 

Orang terhormat senantiasa menjaga budi pekerti. Hendaklah mereka selalu memperhatikan situasi dan kondisi di mana ia berada dan kepada siapa mereka sedang berbicara dan bertingkah laku.   

7. Menjaga kata-kata saat marah dan berbicara. 

Orang terhormat tidak bebas berucap semaunya, terlebih mengucapkan kata-kata kotor di saat marah. Hal ini karena semakin tinggi kedudukan seseorang di masyarakat semakin kuat tuntutan berakhlak yang baik karena mereka akan diperhatikan dan dicontoh orang-orang di sekitarnya.    

8. Menyambung persaudaraan. 

Orang-orang terhormat bisa saja semula adalah orang-orang biasa yang kemudian karena sebab-sebab tertentu mengalami kenaikan status sosial. Tidak boleh kenaikan status sosialini kemudian membuat mereka menjadi sombong dengan memutus persaudaraan.    

9. Menjaga para kerabat. 

Orang terhormat hendaknya memperhatikan para kerabatnya agar terhindar dari hal-hal yang tidak baik. Misalnya, menjaga agar mereka tidak terlibat dalam hal-hal yang melanggar hukum, baik hukum agama maupun hukum negara, seperti narkoba dan sebagainya.    

10. Menjadi hiasan yang indah bagi teman-temannya. 

Orang terhormat hendaknya dapat mewarnai pergaulan dengan teman-temannya dengan warna yang baik sehingga berdampak positif bagi akhlak mereka. Artinya orang terhormat dalam pergaulan sehari-hari hendaknya mewarnai dengan kebaikan dan bukan sebaliknya diwarnai dengan keburukan.

Reporter: Azharuddin Ahmad Al-Muttaqi

Editor: Dian Winata

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *